BLOGGER TEMPLATES AND Tumblr Themes »

Sabtu, 12 Mei 2012


Hidup Hanya Sebuah Perjalanan
Dulu, ada seorang raja yg mengatakan pada seorang penunggang kuda, bahwa jika dia bisa menjelajahi daerah seluas apapun, maka raja akan memberikan kepadanya daerah seluas yg sanggup dijelajahinya itu. Kontan si penunggang kuda itu melompat ke punggung kudanya dan melesat secepat mungkin untuk menjelajahi dataran seluas mungkin.

Dia melaju dan terus melaju, melecuti kudanya untuk lari secepat mungkin untuk menjelajahi dataran seluas mungkin. Ketika lapar dan letih, dia tidak berhenti untuk makan dan minum karena dia mau memiliki tanah yg maha luas.

Akhirnya tibalah ia pada suatu tempat setelah berhasil menjelajahi daerah cukup luas, tetapi ia sudah sangat lelah dan hampir mati. Lalu dia berkata terhadap dirinya sendiri, "Mengapa aku paksa diri begitu keras untuk menguasai tanah yg seluas ini? Kini aku sudah sekarat, dan hampir mati dan aku hanya butuh tanah seluas 2 meter untuk menguburkan diriku sendiri.

Cerita ini mirip dgn perjalanan hidup kita. Kita cenderung memaksa diri sangat keras tiap hari untuk mencari uang, kekuasaan, dan keyakinan diri. Kita cenderung mengabaikan kesehatan kita, waktu bersama keluarga, dan kesempatan mengagumi keindahan di sekeliling kita, hal-hal yg ingin kita lakukan.

Kita cenderung mengabaikan kehidupan rohani kita. Kita cenderung tidak memikirkan dengan serius hidup kita sesudah mati. Anda percaya ada kehidupan sesudah mati? Suatu hari ketika kita menoleh ke belakang, kita akan melihat betapa kita tidak membutuhkan sebanyak itu, tapi kita tidak mampu memutar mundur waktu atas semua hal yg tidak sempat lakukan.

Maka mulai saat ini luangkanlah waktu memikirkan sejenak hal yg akan terjadi jika kita mati kelak. Atau apa yg akan kita lakukan saat ini seandainya kita tahu bahwa kita akan meninggal dalam waktu seminggu lagi? Sebulan lagi? Setahun lagi? 10 tahun lagi? Atau 40tahun lagi?

Bukankah suatu hal yg menyenangkan sekaligus menyeramkan seandainya
kita bisa mengetahui kapan kita akan mati? Cuma kita tidak tahu, kita semua tidak ada yg tahu. Kita hanya bisa bersiap meninggalkan semuanya. Jalanilah hidup yg seimbang, belajarlah menghargai dan menikmati hidup ini apa adanya, dan terutama:

"TAHU APA YG TERPENTING DALAM HIDUPMU JANGAN LUPAKAN SIAPA YANG TELAH MEMBERI NAFAS SEPANJANG HIDUPMU"

Read More..

Senin, 23 Januari 2012

JADILAH PEMBELA ISLAM


"Diantara orang-orang mukmin ada orang-orang ( rijaal ) yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah SWT, maka diantara mereka ada yang gugur, dan diantara mereka ada pula yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak merubah (janjinya)" (Q.S Al Ahzab:23)
Penjelasan:
Ayat diatas menggambarkan adanya orang-orang (rijaal/tokoh-tokoh) dari kalangan kaum mukminin. Jadi dalam Islam ada tiga kelompok yaitu muslimin, mukminin dan rijaal. Tidak semua mukmin itu bersedia menjadi rijaal/ tokoh pembela Islam sampai akhir hayatnya. Ayat diatas turun berkenaan dengan perjuangan Anas bin Annodhar yang ikut berjuang bersama Rasulullah SAW dalam perang uhud sampai syahid dalam keadaan sulit dikenali jenazahnya karena tergores pedang dan anak panah sampai 80 kali, sehingga hanya dikenali oleh saudara perempuannya bernama Arrabii' lewat jari-jari tangannya ( H.R Ahmad, Muslim, Turmudzi dan Nasai ).
Kita selalu menyatakan ikrar kita dalam shalat bahwa sholat kita, ibadah kita dan hidup kita serta mati kita untuk Allah SWT. Namun kenyataan hidup kita, justru kita hidup menyalahi pernyataan kita itu. Makanya kita harus kembali kepada Allah SWT dan menyatakan siap untuk memperjuangkan agama Allah SWT sampai tetes darah terakhir. Hidup ini penuh dengan pergolakan antara yang hak dan yang bathil. Hendaknya kita selalu membela yang hak.
Ibarat permainan bola hendaknya kita menjadi pemain kesebelasan yang hak, minimal menjadi suporter yang hak, jangan sebaliknya malah memusuhi yang hak dan menjadi suporter yang bathil. Tidak ada yang pasti didunia ini, kecuali kita pasti mati, maka marilah kita mati membela kebenaran dan kebenaran itu yang datangnya dari Allah SWT berdasarkan ajaran Islam. Rijaal atau tokoh-tokoh atau pembela Islam yang tidak disibukkan oleh perdagangan dan jual beli sehingga lupa mengingat Allah SWT .( Q.S Annur:37)
Oleh :
Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia

Read More..

Didik Anak Mencintai Al-Qur’an



alhikmah.com - Usia anak pra sekolah, diyakini banyak pihak sebagai masa emas,gold age. Masa paling baik untuk menampung dan menghafalkan sesuatu. Pada masa ini anak menyerap segala informasi yang ada. Ibarat spons menyerap semua air , tak peduli apakah itu air bersih atau air kotor. Daya hafal dan  penalarannya berbanding terbalik. Daya hafalnya akan semakin berkurang sesuai dengan pertumbuhan usianya. Sebaliknya penalarannya semakin bertambah.
Orang tua muslim yang cerdas akan memanfaatkan masa ini dengan sebaik-baiknya.Dapat memilih sesuatu yang menjadi prioritas untuk dihafal oleh anak. Sering kita dengar sebagian orang tua yang memaksa anaknya untuk menghafal sesuatu yang kurang berguna. Misalnya nama-nama pahlawan, jenis-jenis musik, nama-nama artis. Sebenarnya semuanya bisa berkembang dan berubah sesuai dengan perkembangan masa. Pada satu sisi, kita mungkin bangga jika anak bisa menyebutkan nama-nama tersebut dengan tangkas. Tetapi sadarkah kita bahwa itu sama saja kita memfungsikan memori anak dengan "sampah" yang sama sekali tidak diperlukan bagi kehidupannya mendatang.
Orang tua perlu memperhatikan perbedaan kemampuan individual anak. Daya hafal tiap anak berbeda-beda. Tak perlu panik bila kita dapati anak kita tak sehebat anak tetangga. Tetapi perlu usaha dari orang tua dengan cara yang baik dan penuh kasih sayang. Dalam dunia pendidikan, teori conditioning mengatakan, seorang anak akan belajar dengan mudah bila dalam situasi yang menyenangkan, dan itu akan lebih berkesan dalam hidupnya. Segala permasalahan anak perlu disikapi dengan bijaksana.
Pada  kenyataannya hafalan adalah suatu beban yang harus dipikul. Karena itu sebaik-baik beban adalah yang memang diperlukan sebagai bekal dimasa yang akan datang. Maka orang tua perlu seleksi terhadap materi yang dihafal anak baik dari segi kualitas  maupun kuantitasnya. Jangan sampai berlebihan sehingga melebihi kapasitas. Jika beban kelewat berat, fungsi kreatif dan emosi pikiran anak yang sesungguhnya sangat penting, tidak dapat berfungsi secara baik. Selain itu pada masa ini kepribadian anak sedang berkembang. Kepribadian sebagai bekal baginya dalam bersosialisasi dengan lingkungannya.
Hal-hal yang perlu dihafalkan dan sangat baik bagi anak kita misalnya ayat-ayat Al-Quran, doa-doa dan hadits. Ayat-ayat Al-Quran perlu dihafal sebagai bekal dalam hidupnya, tidak hanya untuk masa yang akan datang tetapi juga untuk kehidupan yang dilalui. Bukankah Allah menjanjikan ketenangan hati, lapang jiwa dan ketajaman akal bagi orang yang mencintai Al-Quran? Pada usia ini jiwa, hati dan fikiran mereka masih bersih.
Dalam sejarah para salafus sholeh telah berhasil mendidik anaknya untuk mencintai Al-Quran dan menghafalnya. Tanpa ada kesepakatan, bila ada yang belajar hadits atau ilmu yang lain seorang anak harus menghafal Al-Quran. Menurut Ibnu Khaldun, pengajaran orang tua terhadap anak tentang Al-Quran adalah syiar dalam agama Islam. Dan semua bidang ilmu boleh dikuasai tetapi harus dekat dulu dengan Al-Quran. Ibnu Sina juga berpendapat bila anak dipersiapkan untuk cinta pada Al-Quran dan bisa menguasai huruf hijaiyah maka ia akan mudah menguasai ilmu agama yang lain.
Rasulullah Salallahu alaihiwasalam bersabda, jika mampu mendidik anak dekat pada Al-Quran maka kita akan hidup di bawah naungan arsy Allah.




Didiklah anakmu dalam tiga hal:
1. Mencintai nabimu
2. Mencintai agama
3. Membaca Al-Quran
Karena sesungguhnya orang yang mengamalkan Al-Quran akan berada di bawah naungan arsy Allah bersama para nabi yang suci. Pada saat tidak ada naungan kecuali naungan-Nya.
Doa sangat penting dihafalkan, karena ia merupakan wujud komunikasi seorang hamba kepada Tuhannya. Ada suatu pengakuan sadar bahwa dirinya adalah hamba, sementara yang diserunya adalah Tuhan, tempat ia menggantungkan hidup. Murtadha Mutahhari menjelaskan bahwa doa adalah suatu sebab atas takdir yang telah diputuskan. Doa merupakan salah satu sebab di semesta ini, yang memiliki pengaruh penting atas nasib manusia seperti dikemukakan sebuah hadits bahwa doa menolak qadha walaupun telah selesai diputuskan. Allah menegaskan dalam Al-Quran menegaskan, jika hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat dan memenuhi doa orang yang memohon kepadaKu.
Alangkah bijaksana bila orang tua tidak hanya memerintah anak untuk menghafal atau membaca tetapi sekaligus memberikan pengertian tentang keutamaan-keutamaannya. Dan hal itu sangat dibutuhkan baginya. Jika hal ini mampu kita lakukan beban menghafal itu tidak lagi terasa berat tetapi sebaliknya seperti sesuatu yang menmang disenanginya. Memberikan sebuah pengertian tentang sesuatu secara tepat, akan membuat anak-anak kita 'menjadi lapar' dan beban hafalan itu berubah menjadi makanan yang diperlukan.
Semoga bermanfaat.
Mara'ji: "Mencerdaskan Anak" - Suharsono


Read More..

Shalihah Ciri-Ciri Wanita

Tidak banyak syarat yang dikenakan oleh Islam untuk seseorang wanita untuk menerima gelar solehah, dan seterusnya menerima pahala syurga yang penuh kenikmatan dari Allah swt. Mereka hanya perlu memenuhi 2 syarat saja yaitu :
  1. Taat kepada Allah dan RasulNya
  2. Taat kepada suami
Perincian dari dua syarat di atas adalah sebagai berikut :
  1. Taat kepada Allah dan RasulNya
    Bagaimana yang dikatakan taat kepada Allah swt?
    1. Mencintai Allah swt dan Rasulullah saw melebihi dari segala-galanya.
    2. Wajib menutup aurat
    3. Tidak berhias dan berperangai seperti wanita jahiliah
    4. Tidak bermusafir atau bersama dengan lelaki dewasa kecuali ada bersamanya mahramnya.
    5. Sering membantu lelaki dalam perkara kebenaran, kebajikan dan taqwa
    6. Berbuat baik kepada ibu & bapa
    7. Sentiasa bersedekah baik dalam keadaan susah ataupun senang
    8. Tidak berkhalwat dengan lelaki dewasa
    9. Bersikap baik terhadap tetangga
  2. Taat kepada suami
    1. Memelihara kewajiban terhadap suami
    2. Sentiasa menyenangkan suami
    3. Menjaga kehormatan diri dan harta suaminya selama suami tiada di rumah.
    4. Tidak cemberut di hadapan suami.
    5. Tidak menolak ajakan suami untuk tidur
    6. Tidak keluar tanpa izin suami.
    7. Tidak meninggikan suara melebihi suara suami
    8. Tidak membantah suaminya dalam kebenaran
    9. Tidak menerima tamu yang dibenci suaminya.
    10. Sentiasa memelihara diri, kebersihan fisik dan kecantikannya serta kebersihan rumahtangga.
Faktor Yang Merendahkan Martabat Wanita
Sebenarnya puncak rendahnya martabat wanita adalah datang dari faktor dalam. Bukanlah faktor luar atau yang berbentuk material sebagaimana yang digembar-gemborkan oleh para pejuang hak-hak palsu wanita.
Faktor-faktor tersebut ialah :
1.      Lupa mengingat Allah
Karena terlalu sibuk dengan tugas dan kegiatan luar atau memelihara anak-anak, maka tidak heran jika banyak wanita yang tidak menyadari bahwa dirinya telah lalai dari mengingat Allah.
Dan saat kelalaian ini pada hakikatnya merupakan saat yang paling berbahaya bagi diri mereka, di mana syetan akan mengarahkan hawa nafsu agar memainkan peranannya. Firman Allah swt di dalam surah al-Jathiah, ayat 23: artinya:
"Maka sudahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmunya. Dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya."
Sabda Rasulullah saw: artinya:
"Tidak sempurna iman seseorang dari kamu, sehingga dia merasa cenderung kepada apa yang telah aku sampaikan." (Riwayat Tarmizi)
Mengingati Allah swt bukan saja dengan berzikir, tetapi termasuklah menghadiri majlis-majlis ilmu.
2.      Mudah tertipu dengan keindahan dunia
Keindahan dunia dan kemewahannya memang banyak menjebak wanita ke perangkapnya. Bukan itu saja, malahan syetan dengan mudah memperalatkannya untuk menarik kaum lelaki agar sama-sama bergelimang dengan dosa dan noda. Tidak sedikit yang sanggup durhaka kepada Allah swt hanya kerana kenikmatan dunia yang terlalu sedikit. Firman Allah swt di dalam surah al-An'am: artinya :
"Dan tidaklah penghidupan dunia ini melainkan permainan dan kelalaian dan sesungguhnya negeri akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa, oleh karena itu tidakkah kamu berfikir."
3.      Mudah terpedaya dengan syahwat
4.      Lemah iman
5.      Bersikap suka menunjuk-nunjuk.
Ad-dunya mata' , khoirul mata' al mar'atus sholich
Dunia adalah perhiasan, perhiasan dunia yang baik adalah Wanita sholichah.
Read More..

Arti Ibadah



"Dan beribadahlah kepada Tuhanmu sampai mati mendatangimu
"(Al-Hijr:99).
"Dan tidaklah aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku" (QS. Adz-Dzariyat:56)

Allah menciptakan kita bukan untuk sia-sia, tetapi karena tujuan mulia yaitu untuk beribadah kepada-Nya. Ibadah adalah kata yang mencakup segala hal yang dicintai dan diridhoi Allah SWT. Kita menjalankan perintah Allah dan meninggalkan larangannya-Nya adalah ibadah. Kita berbuat kebaikan kepada sesama muslim bahkan sesama manusia atau kepada binatang sekalipun karena Allah adalah ibadah. Jadi Ibadah itu artinya luas bukan hanya ibadah mahdhoh (murni) saja seperti shalat, puasa, zakat dan haji, seperti dalam penjelasan Nabi saw bahwa cabang-cabang keimanan itu lebih dari enam puluh atau lebih dari tujuh puluh cabang. Paling utama adalah Lailaha illallah dan paling rendah adalah menyingkirkan duri di jalanan. Tapi ibadah itu tidak berarti positif dunia maupun akhirat sampai memenuhi dua kriteria:

Kriteria pertama, ibadah itu harus dilakukan dengan ikhlas karena Allah.
Kriteria kedua, ibadah itu harus dilakukan sesuai dengan petunjuk Rasulullah saw.
Satu syarat saja tidak diterima Allah, sampai betul memenuhi kedua persyaratan itu (lihat surat Al-Kahfi:110 dan Al-Mulk:2)

Oleh :
Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia
Read More..

(Kiat Menghadapi GAM, GAT & GAB)


Kiai Fahrur Razi Iskak didatangi segerombolan berjenggot dan bercelana cingkrang. Mereka sengaja mendatangi Kiai Razi, mau mengajak debat masalah khilafiyah, terutama tentang tahlil. Sang Kiai lalu diberondong dengan sejumlah pertanyaan. “Kiai kok melakukan pekerjaan bid’ah seperti melakukan tahlil. Padahal tahlil itu termasuk bid’ah dlolalah, dan kiai tahu bahwa bid’ah dlolalah itu dalam hadits masuk neraka?,” ujar di antara mereka.
Dasar Kiai Nahdliyin mendapat serangan pertanyaan itu, tenang-tenang saja. Lalu dijawab dengan sembari ketawa, sehingga suasana cair dan tidak tegang. Kiai lantas balik bertanya: “Tolong tunjukkan dimana letak bid’ah-nya tahlil? Bukankah bacaan tahlil adalah bacaan Al-Qur’an dan merupakan kalimat thoyyibah?,” Kiai lontarkan pertanyaan ceplas-ceplos.
“Saya tahu bahwa bacaan tahlil adalah dari Al-Qur’an dan kalimah thoyyibah, tetapi Nabi Muhammad kan tidak pernah melakukan susunan bacaan seperti tahlil. Karena itulah, kami menyebut tahlil bid’ah,” jawab kelompok itu.
Kiai pun tak kekurangan akal, dengan arif dan bijaksana kembali melempar pertanyaan: Lho, kalau masalahnya terletak karena Nabi tak pernah menyusun kalimat tahlil. Kalau begitu mushaf Al-Qur’an yang anda baca adalah bid’ah juga dong. Karena susunan surat-surat dan harokatnya tidak terjadi pada zaman Nabi. Mushaf Al-Qur’an kan disusun setelah Nabi wafat. Bahkan titik pada huruf ba’ dan ya juga dilakukan para ulama,” papar Kiai Razi. Mendengar hujjah Kiai Razi, mereka terdiam seribu bahasa. Dengan bijaksana Kiai Razi menyarankan untuk lebih banyak belajar mengaji kitab-kitab peninggalan ulama silam. Setelah mereka menerima secara logika, lalu kemudian Kiai Razi memperkuat dengan dalil-dalil dari Al-Qur’an dan Hadits. Beliau menjelaskan bahwa bacaan tahlil tidak bid’ah dan sampai pahalanya pada yang meninggal.
Dalil-Dalil Sampainya Pahala Buat Yang Meninggal
Pertama : Nabi bersabda, “Hajilah dulu untuk dirimu, kemudian baru menghajikan Syubrumah”. (HR.Abu Daud). Hadist ini menyatakan bahwa ibadah haji seseorang dapat digantikan orang lain, tentu dengan pahalanya juga.
Kedua : Sebuah Hadits yang artinya, “Dengan nama Allah ! Ya Allah terimalah kurbanku dari Muhammad, dari keluarga Muhammad, dari umat Muhammad”. (HR.Muslim, lihat Shahih Muslim XIII, hal.122). Hadits ini menjelaskan bahwa Nabi berkurban yang pahalanya untuk beliau, dan sebagian diberikan untuk keluarga beliau, dan sebagian diberikan untuk umat beliau.
Ketiga : Hadits dari ‘Aisyah, “Sesungguhnya ada seorang laki-laki datang kepada Nabi Muhammad SAW, dia berkata: “Sesungguhnya ibuku telah meninggal secara tiba-tiba, andaikan dia dapat bicara (pada saat sakratulmaut) niscaya ia akan bersedekah. Apakah ia (ibuku) akan dapat pahala, jika saya bersedekah untuk menggantikannya? Jawab Nabi: “Ya”. (HR.Imam Muslim, juz XI hal.84)
Ulama besar, Imam Nawawi menjelaskan berdasarkan hadits tersebut, maka dibenarkan bersedekah yang pahalanya untuk yang meninggal, bahkan ini termasuk yang dianjurkan.
Setelah menjelaskan hadits-hadits ini, Kiai Razi pun bertanya kepada para pemuda bercelana cingkrang itu, “Bagaimana dengan tiga dalil ini apakah belum cukup? Kalau merasa belum cukup, akan saya teruskan sebab masih ada 15 lagi hadits yang intinya menghadiahkan pahala kepada yang telah meninggal itu dibenarkan.
Para pemuda itu pun menjawab: “Sudah cukup kiai. Kami baru mengerti kalau ada hadits tentang sampainya pahala untuk orang yang sudah meninggal itu. Apalagi ternyata haditsnya banyak ya. Padahal yang mempersoalkan hanya hafal satu dua hadits saja, itu pun diulang-ulang,” papar anak muda itu sembari tersenyum. “Ya selama ini kami ikut kegiatan usrah dan pengajian di kampus, ustadz kami tidak pernah membacakan hadits itu. Yang dibaca tiap hari hadits tentang bid’ah melulu,” timpal pemuda lainnya dan disambut dengan ketawa gerr.
Read More..